HAMBATAN KOMUNIKASI INOVASI
KOMUNIKASI INOVASI
MODUL 7 : HAMBATAN
KOMUNIKASI INOVASI
TUTOR
PEMBIMBING : MUHAMMAD
ALIF S.SOS, M.Si

Disusun Oleh :
M. Nurdiansyah
Rina Megawati
Siti Suhrah
Wardatul Wardiah
UNIVERSITAS TERBUKA
BANJARMASIN
2017
Daftar
Isi
Halaman
BAB
1 ........................................................................................................... 3
PENDAHULUAN
....................................................................................... 3
Latar Belakang............................................................................................... 3
Rumusan Masalah.......................................................................................... 3
Tujuan............................................................................................................ 3
BAB 2 ........................................................................................................... 4
PEMBAHASAN........................................................................................... 4
KEGIATAN BELAJAR
1............................................................................ 4
Hambatan
Komunikasi Inovasi...................................................................... 4
Pengertian
Hambatan Komunikasi Inovasi.................................................... 4
Jenis Hambatan
Komunikasi Inovasi............................................................. 5
KEGIATAN BELAJAR
2............................................................................ 8
Strategi
Mengatasi Hambatan Komunikasi Inovasi....................................... 8
Studi kasus
hambatan komunikasi inovasi..................................................... 12
BAB 3............................................................................................................ 13
PENUTUP..................................................................................................... 13
Kesimpulan.................................................................................................... 13
Daftar Pustaka............................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Komunikasi inovasi membawa suatu misi atau inovasi
baru yang akan di sampaikan dan atau diperkenalkan kepada khalayak sasaran yang
akan di tuju. Akan tetapi, secanggih apapun inovasi yang akan disampaikan
tidaklah selalu mulus penyampaiannya jika di dalam mengomunikasikan inovasi
tersebut pemahaman tentang hambatan komunikasi yang mungkin dan akan dihadapi
tidak dipahami terlebih dahulu. Atas dasar pertimbangan inilah maka modul
hambatan komunikasi inovasi merupakan bagian dari modul komunikasi yang akan
dipelajari.
2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang
dimaksud hambatan komunikasi inovasi dan apa saja jenis-jenis hambatan
komunikasi inovasi ?
b. Bagaimana
strategi mengatasi hambatan komunikasi inovasi ?
3. TUJUAN
a. Mampu
menjelaskan pengertian hambatan komunikasi inovasi dan jenis-jenis hambatan
komunikasi inovasi
b. Dapat mempelajari
strategi mengatasi hambatan komunikasi inovasi
BAB II
PEMBAHASAN
KEGIATAN BELAJAR 1
HAMBATAN KOMUNIKASI INOVASI
A. PENGERTIAN HAMBATAN KOMUNIKASI INOVASI
Hambatan
komunikasi menurut Fisher, dapat diumpamakan dengan adanya kerusakan pada
saluran komunikasi yang menyumbat
kelancaran arus pesan, seperti halnya “onggokan daun” pada saluran
sungai yang menyumbat kelancaran saluran air. Sedangkan Lionberger menyebutkan,
hambatan komunikasi sebagai rintangan komunikasi, yaitu ketiadaan salah satu
atau lebih faktor-faktor yang diperlukan untuk terjadinya komunikasi inovasi
yang efektif.
Penyebab
terjadinya hambatan komunikasi yang umum ditemukan dalam kehidupan sehari-hari,
di antaranya adalah sebagai berikut :
1.
Sumber dan/atau penerima pesan memiliki sikap rendah
diri.
2.
Sumber pesan memilih penggunaan kata yang tidak tepat.
3.
Adanya pesan verbal dan nonverbal yang tidak cocok
dengan kondisi penerima.
4.
Kredibilitas sumber yang rendah.
5.
Tempat atau lokasi berlangsungnya komunikasi inovasi
yang tidak tepat.
6.
Pengaturan meja dan kursi dalam pertemuan kelompok
yang salah.
7.
Jumlah kelompok yang terlalu besar atau terlalu kecil.
8.
Ada perbedaan budaya antara sumber dan penerima pesan.
9.
Sumber dan penerima pesan sama-sama merasa bingung
dengan inovasi yang sedang dikomunikasikan.
10.
Sumber dan atau penerima pesan saling curiga.
11.
Sumber dan penerima pesan tidak saling terbuka.
Hambatan
komunikasi dapat menyebabkan arus pesan pada saluran komunikasi terbatas,
terganggu, tercemar, atau diterima dalam kondisi yang rusak.Hal ini berakibat
pada kegagalan penyampaian pesan yangb berarti tujuan komunikasi juga tidak
tercapai.Dalam konteks komunikasi inovasi berarti terjadi kegagalan dalam
mengubah perilaku sasaran komunikasi untuk menerima inovasi yang didifusikan.
Hambatan
komunikasi inovasi dapat bersifat inrternal, yaitu bersumber dalam diri
seseorang atau eksternal.Hambatan komunikasi yang disebabkan oleh faktor
internal adalah kegagalan seseorang di dalam menafsirkan isi pesan karena
adanya ketidaksamaan pemakaian simbol-simbol pesan dari sumber pesan yang tidak
dipahami.Hambatan komunikasi yang disebabkan oleh faktor eksternal, adalah
kegagalan komunikasi yang disebabkan adanya hambatan dalam penggunaaan media
komunikasi atau ketidaktersediaan media yang tepat.
B. JENIS HAMBATAN KOMUNIKASI INOVASI
Ada
dua jenis hambatan komuniaksi inovasi menurut Fisher, yaitu hambatan mekanistis
dan hambatan psikologis.
1.
Hambatan mekanistis dapat di analogikan dengan mesin
yang “rusak” atau berhenti sehingga tidak berfungsi sama sekali.
2.
Hambatan psikologis bersifat internal dan mengacu pada
terjadinya distorsi makna pesan sebagai akibat terjadinya kekeliruan penafsiran
stimulus pesan sebagai akibat perbedaan budaya, konflik sosial antarpihak yang
terlibat dalam kegiatan komunikasi, dan perbedaan nilai-nilai hidup, dan
sebagainya.
Shannon-Weaver
memperkenalkan konsep noise untuk
memaparkan kejadian terhambatnya suatu proses komunikasi. Noise adalah gangguan atau sesuatu yang menghambat kelancaran
proses komunikasi yang terdapat dalam salah satu komponen komunikasi atau
suasana pada saat komunikasi berlangsung. Noise
juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengurangi kualitas isyarat
komunikasi.Noise dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu mechanical noise dan
semantic noise.
Hambatan
atau noise dalam komunikasi
seringklali menyebabkan proses komunikasi menjadi tidak lancar/macet. Untuk
mengatasi persoalan ini maka berbagai penyebab kemacetan komunikasi inovasi
perlu dipahami agar dapat menciptakan komunikasi inovasi yang efektif.
Hubeis,
Aida V, menyarikan adanya empat masalah umum yang ditemukan dalam komunikasi
yang macet, yaitu (a) terputusnya jaringan komunikasi, (b) distorsi atau
penyimpangan pesan dari sumber atau pihak pengirim pesan lain, (c) distorsi
pesan oleh penerima, dan (d) adanya faktor eksternal pada penerima.
Penjelasan rinci
pada setiap aspek adalah sebagai berikut :
a. Terputusnya Jaringan Komunikasi
Kemacetan
komunikasi dari sumber kepada khalayak penerima dapat terjadi karena kelompok,
organisasi atau khalayak penerima terlalu besar atau terlalu kompleks serta
adanya prasangka tertentu dari sumber terhadap khalayak penerima.
Jenis-jenis
hambatan yang menyebabkan komunikasi inovasi menjadi macet yaitu :
1)
Sumber terlalu percaya diri sehingga menganggap
khalayak penerima pesan sebagai orang bodoh. Atau sebaliknya, sumber pesan
kurang percaya diri lalu gugup/grogi di dalam menyampaikan pesan inovasi sehingga
nmengurangi kepercayaan khalayak penerima pesan dalam menyimak pesan yang
disampaikan dan bahkan lalu meninggalkan ruang pertemuan.
2)
Sumber pesan ragu-ragu terhadap kebenaran dan
keunggulan inovasi yang di sampaikan. Dia juga tidak yakin mengenai keperluan
khalayak penerima terhadap inovasi yang akan disampaikan.
3)
Pengetahuan sumber pesan terhadap inovasi yang
disampaikan terlalu sedikit atau terlalu banyak.
4)
Sumber pesan tidak dapat memilih saluran/media
komunikasi yang tepat, benar, dan cocok dengan kondisi khalayak penerima.
5)
Sumber pesan tidak dapat mengoperasionalisasikan media
yang digunakan pada saat dipakai untuk mendifusikan inovasi tersebut.
6)
Sumber pesan tidak memiliki pengetahuan yang benar
tentang karakteristik khalayak penerima sasaran sehingga keliru menyusun
strategi penyampaian inovasi yang efektif.
7)
Sumber pesan tidak memiliki isi dank ode pesan yang
sesuai dengan karakteristik khalayak penerima.
8)
Khalayak penerima sama sekali belum mengenal media dan
saluran komunikasi yang digunakan oleh sumber pesan.
9)
Hubungan baik antara sumber dan khalayak penerima
pesanbelum terbentuk pada saat proses komunikasi berlangsung.
10)
Faktor penyebab macetnya komunikasi inovasi efektif
dilihat dari aspek internal antara lain : (1) tidak memiliki keuntungan relatif
(relative advantage), (2)
bertentangan (incompatible) dengan
adat-istiadat atau nilai-nilai masyarakat yang telah ada, (3) sulit dipahami
dan diterapkan oleh penerima pesan (complexity),
(4) tidak dapat dicobakan terlebih dahulu dalam skala kecil (untrialability), dan (5) hasil inovasi
tidak dapat dilihat secara langsung (unobservability).
b. Distorsi Pesan dari Sumber Pesan
Pesan yang
disampaikan sumber ke penerima pesan terjadi setelah melalui beberapa orang
lain. Akhirnya sering terjadi penyimpangan atau pengurangan isi pesan. Bentuk
distorsi pesan antara lain : pengurangan isi pesan.
c. Distorsi Pesan oleh Penerima
Distorsi atau
penyimpangan pesan dari sumber pesan dapat terjadi karena beberapa hal, yaitu :
1)
Semantics, yaitu orang
menginterpretasikian sesuatu dengan berbeda walaupun menggunakan bahasa yang
sama.
2)
Pengabaian dan penseleksian persepsi. Pengabaian dan
penyeleksian persepsi berkaitan dengan kecenderungan manusia untuk mendengar
apa yang ingin didengar dan mengabaikan isinya.
d. Faktor Eksternal
Kekeliruan
penafsiran pesan oleh penerima pesan dapat terjadi karena faktor eksternal
penerima pesan, yaitu : (a) menerima berbagai informasi yang terlalu banyak
atau tumpang tindih dalam satu waktu, sehingga akhirnya konsentrasi menjadi
buyar. (b) kredibilitas sumber yang kurang dipercaya sebagai sumber pesan, (c)
situasi komunikasi yang kurang diikuti dengan suasana saling percaya antara
sumber dan penerima pesan.
Menurut Dahama dan Bhatnager, ada tiga jenis hambatan
komunikasi inovasi, yaitu :
1.
Hambatan teknis, yaitu hambatan yang berhubungan
dengan ketepatan mentransfer informasi (noise).
2.
Hambatan semantic, yaitu perbandingan interpretasi
antara sumber dan penerima terhadap isi pesan inovasi.
3.
Masalah-masalah keefektifan, yaitu berbagai hal yang
berhubungan dengan keberhasilan transfer atau pengiriman makna kepada penerima.
Dahama
dan Bhatnagar juga menyatakan bahwa hambatan komunikasi inovasi dapat berasal
dari : (1) sumber pesan, (2) isi pesan, (3) penerima pesan atau hambatan alam.
Contoh
hambatan komunikasi yangberasal dari sumber pesan, antara lain :
1.
Nilai-nilai budaya dan organisasi social yang berbeda
antara sumber pesan dan penerima pesan.
2.
Penggunaan simbol-simbol komunikasi yang tidak tepat.
3.
Sumber pesan memiliki konsep yang salah tentang komunikasi.
4.
Proses berlangsungnya komunikasi inovasi tidak
teratur, dan tidak terencana.
5.
Sumber pesan tidak menyusun atau memiliki pedoman
tertentu untuk memperbaiki proses komunikasi yang dijalankannya, meskipun dia
mengetahui berbagai kelemahan yang terjadi.
Contoh hambatan
komunikasi yang berasal dari saluran komunikasi, antara lain :
1.
Kekeliruan menggunakan media komunikasi.
2.
Kesalahan pemilihan media.
3.
Gangguan fisik.
Contoh hambatan
komunikasi yang berasal dari penerima pesan antara lain :
1.
Tidak ada perhatian dari penerima pesan terhadap
kegiatan komunikasi yang sedang berlangsung dan tentunya termasuk isi pesan
yang disampaikan oleh sumber pesan.
2.
Penerima pesan tidak dapat bekerja sama dengan sumber
pesan dan tidak mau berpartisipasi dalam kegiatan komunikasi yang berlangsung.
3.
Tidak bersikap positif terhadap sumber pesan.
Contoh
hambatan komunikasi yang berasal dari isi pesan atau inovasi yaitu :
1.
Inovasi tidak memiliki keuntungan relatif (relative advantage) yang dapat
ditawarkan kepada khalayak penerima.
2.
Inovasi yang dibawa oleh sumber pesan ternyata bertentangan (incompatible) dengan adat-istiadat, nilai-nilai yang telah ada,
tatanan social, system kepercayaan, atau cara hidup khalayak penerima.
3.
Inovasi yang disampaikan sangat rumit (complexity) sehingga sulit dipahami dan
diterapkan oleh penerima pesan.
4.
Inovasi tidak dapat dicobakan terlebih dahulu (untrialability) dalam skala kecil
sebelum disebarluaskan ke masyarakat luas.
5.
Hasil tidak dapat dilihat secara langsung (unobservability), padahal masyarakat
biasanya baru akan mempercayai suatu inovasi apabila mereka melihat senmdiri
bahwa inovasi itu memang bagus dan berguna untuk kehidupan mereka.
KEGIATAN BELAJAR 2
STRATEGI MENGATASI HAMBATAN
KOMUNIKASI INOVASI
Hambatan
komunikasi inovasi dan cara mengatasinya bersifat khas, tergantung pada jenis
inovasi yang diperkenalkan dan penyebab hambatan komunikasi tersebut terjadi.
Akan tetapi, ada pedoman umum strategi komunikasi inovasi yang dapat digunakan
untuk mengatasi setiap hambatan komunikasi tersebut, yaitu sebagai berikut.
1.
Sumber pesan mencari kesempatan agar penerima pesan
mengetahui tentang bagaimana proses komunikasi itu berlangsung.
2.
Tutur kata dan penyampaian isi pesan dari sumber pesan
dilakukan dengan kalimat yang jelas dan bahasa yang sesuai dengan latar
belakang penerima pesan.
3.
Sumber pesan jangan berbicara satu arah dan/atau
melakukan gerak-gerik yang tidak ada hubungannya dengan isi pesan.
4.
Sumber dan penerima pesan saling bersikap jujur dan
saling menjalin hubungan akrab (good
rapport).
5.
Memiliki keinginan untuk saling menyimak, tidak saja
terhadap pesan yang tersurat tetapi juga yang tersirat.
6.
Berusaha memperoleh persepsi yang tepat dari orang
atau terhadap orang lain.
7.
Menghargai minat penerima pesan dengan tulus, bersikap
hangat, ringan tangan, dan penuh perhatian.
8.
Sumber pesan dan penerima pesan sebagaimana halnya
dengan apa yang mereka ucapkan untuk mengetahui pemahaman mereka tentang suatu persoalan.
9.
Menjadi diri sendiri, tidak berpura-pura untuk sekedar
diterima lawan bicara.
10.
Mengamati reaksi penerima pesan sebagaimana halnya
dengan apa yang merekaucapkan untuk mengetahui pemahaman mereka tentang pesan
inovasi yang sudah disampaikan.
11.
Membina hubungan baik agar kesalahpahaman dapat
dicegah dan diperbaiki dengan mudah jika terjadi.
12.
Menghinbdari perilaku yang dapat menyebabkan sumber
atau penerima pesan merasa paling benar tentang pendiriannya.
Analisis tentang
kegagalan komunikasi inovasi dilihat dari unsur-unsur komunikasi inovasi adalah
sebagai berikut :
1. Faktor Sumber Pesan
a. Jarak sosial ekonomi
antara sumber pesan dengan penerima pesan terlalu jauh.
b. Penyampaian
pesan menimbulkan imej arogansi sumber pesan sehingga penerima pesan merasa
dikecilkan.
c. Sumber pesan
terlalu banyak menggunakan kata-kata yang sulit dipahami oleh penerima pesan.
d. Sumber pesan
tidak berempati terhadap kehidupan penerima pesan.
e. Jumlah orang
yang berperan sebagai sumber pesan terlalu banyak sehingga membingungkan
penerima pesan.
2. Faktor Penerima Pesan
a. Status sosial
ekonomi yang jauh berbeda menyebabkan penerima pesan tidak berani memberikan
saran pelaksanaan penyuluhan kepada sumber pesan.
b. Penerima pesan
mengikuti penyuluhan karena rasa takut dan segan, tapi bukan karena kesadaran
c. Tingkat
pendidikan formal penerima pesan yang relative rendah menyulitkan mereka dalam memahami
pesan yang disampaikan oleh sumber pesan yang juga banyak menggunakan kata-kata
yang sulit dipahami.
3. Faktor Pesan
a.
Pesan atau inovasi yang disampaikan belum menjadi kebutuhan prioritas
dari penerima pesan.
b.
Isi pesan terlalu beragam dan rumit.
c.
Isi pesan tidak berpengaruh langsung terhadap peningkatan pendapatan
penerima pesan.
4. Faktor Saluran
a.
Penggunaan metode ceramah atau komunikasi satu arah.
b.
Jumlah peserta yang terlalu besar.
c.
Lokasi penyuluhan yang terlalu jauh.
d.
Media bagan tidak sesuai dengan pendidikan peserta.
Menyusun Strategi
Komunikasi
1. Strategi Sumber
a.
Sumber komunikasi inovasi sebaiknya bukan pejabat dinas, tapi staf
lapangan dari dinas karena mereka lebih dekat secara social ekonomi dengan
penerima pesan.
b.
Sumber pesan memiliki empati yang tinggi terhadap kehidupan penerima
pesan yang ditunjukkan dengan pemilihan waktu dan tempat kegiatan sesuai dengan
keinginan penerima pesan.
c.
Sumber pesan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang telah dikenal
atau akrab di telinga penerima pesan.
d.
Sumber pean sebaiknya menempatkan penerima pesan sebagai mitra sehingga
sikap-sikap yang arogan tidak muncul.
e.
Sumber tidak bersikap otoriter, tetapi memberikan kesempatan yang lebih
banyak kepada penerima untuk aktif bertanya, menjawab pertanyaan-pertanyaan dan
memberikan sumbang saran.
f.
Sumber pesan memahami isi agar dapat mengkomunikasikan pesan yang
tersurat maupun yang tersirat.
2. Strategi Penerima Pesan
a.
Penerima pesan tidak perlu merasa lebih rendah dibaning sumber.
b.
Penerima pesan sebaiknya dikelompokkan berdasarkan kesamaan tingkat
penddidikan dan/atau usia untuk menghindari dominasi orang tertentu yang
merugikan.
3. Strategi Pesan
a.
Pesan atau inovasi yang disampaikan memang dibutuhkan oleh penerima
pesan.
b.
Inovasi tidaak bersifat abstrak dan harus konkret yaitu dapat
dilaksanakan dan bermanfaat langsung bagi peningkatan kesejahteraan penerima
pesan.
c.
Isi pesan tidak terlalu banyak.
4. Strategi Saluran
a.
Menggunakan metode sumbang saran, diskusi dan komunikasi dua arah agar
semua penerima pesan dapat berpartisipasi aktif.
b.
Jumlah peserta dalam satu kelas jangan terlalu besar.
c.
Lokasi dan waktu penyuluhan ditentukan sendiri oleh penerima pesan.
d.
Menggunakan media yang sederhana tetapi mnarik dan menyenangkan serta
mempermudah penerimaan isi pesan.
Studi Kasus Hambatan
Komunikasi Inovasi
Program Pengenalan
Teknologi Komputer Berbasis Internet Untuk Kemajuan
Kesejahteraan Masyarakat di Pelosok Desa
Internet masuk desa ( desa global ) adalah konsep
mengenai perkembangan teknologi komunikasi di mana dunia dianailogikan menjadi
sebuah desa yang sangat besar.Perkembangan konsep Desa Global. Seiring
berjalannya waktu, konsep ini terus berkembang. konsep ini dianggap sesuai
dengan keadaan masa kini, yakni teknologi komunikasi, salah satunya adalah
internet, terbukti dapat menyatukan dunia. Perkembangan teknologi seperti yang
dinyatakan dalam desa global, membawa dampak positif dan negatif. Dampak
positifnya adalah orang selalu bisa mengetahui kabar terbaru yang terjadi di
tempat lain, dapat berkomunikasi dan terhubung walau dalam jarak ribuan mill,
mencari dan bertukar informasi. Adapun dampak negatifnya adalah kecanduan
internet, orang tidak dapat hidup tanpa internet, orang yang lebih eksis di
dunia maya dibandingkan dunia nyata, yang mengganggu hubungan sosialnya dengan
orang lain.Pemanfaatan dari internet tersebut
tidak bisa dimanfaatkan dengan baik. Hal ini bukan karena masyarakat desa yang
bodoh tapi lebih karena tidak adanya pendidikan dan pengelolaan yang baik dari
lembaga-lembaga pemerintah dan pihak terkait yang memang seharusnya memberikan
pendidikan kepada masyarakat khususnya di daerah-daerah pedesaan.
Tentunya penggunaan fasilitas internet di desa ini
memiliki keterbatasan dibandingkan penggunaan internet di kota. Kendala yang
dihadapi desa dalam masuknya internet ini adalah kurangnya infrastuktur
telekomunikasi di berbagai daerah dan desa di Indonesia. Hal ini merupakan
langkah progresif yang patut didukung oleh berbagai pihak untuk dapat
direalisasikan secepatnya. Pasalnya dengan masuknya fasilitas internet ke
setiap desa di semua wilayah Indonesia maka masyarakat yang hidup di pelosok,
yang selama ini selalu tertinggal mendapatkan informasi tak akan lagi mengalami
hal itu. Hal inilah yang mendasari rencana besar untuk daerah pelosok guna
mendapat fasilitas internet ini.
Setiap rencana tentunya memiliki tujuan yang ingin
dicapai, seperti pada rencana internet masuk desa ini, tentunya memiliki tujuan
dan menghasilkan manfaat-manfaat untuk penggunanya nanti. Dengan terkoneksinya
setiap desa dengan internet maka setiap desa akan mendapatkan akses informasi
dan pengetahuan terkini, masyarakat pelosok desa terpencil dapat memanfaatkan
jaringan internet untuk mempromosikan hasil produk alam kepada pedagang dari
luar kota. Juga bisa dimanfaatkan untuk mengenalkan potensi desa dan tempat
wisata tradisional ke seluruh masyarakat dunia. Karena itu, keberadaan internet
akan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat. Selain itu juga keuntungan lain
terkoneksinya internet hingga ke semua desa adalah seandainya ada bencana alam
di pelosok desa yang jauh dari kota, maka kami mencanangkan tidak memerlukan
waktu lama untuk bertindak sebab masyarakat di sana hanya perlu menceritakan
kepada pemerintah pusat tentang kondisi bencana sebenarnya melalui koneksi
internet. Sehingga bantuan yang didatangkan nanti tepat sasaran dan berguna
bagi masyarakat.
Seiring perkembangan dan kemajuan zaman dibutuhkan
sarana informasi teknologi bebasis multi media guna menunjang kegiatan dan
pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat. Penggunaan sarana informasi tekhnologi
(IT) sudah merata dan menyebar ke berbagai pelosok daerah. Sudah bukan hal
mewah dan elite lagi penggunaan sarana IT di kalangan masyarakat dengan
ditandainya pendirian tower BTS (Base Tranceiver Station) di setiap kecamatan
oleh bebeberapa operator seluler maupun tower share internet dengan fasilitas
hotspot.Pendirian Jaringan Internet Desa merupakan program yang cukup relevan
guna membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik, khususnya masyarakat
pedesaan. Dengan membangun tower share internet akan memudahkan akses internet
yang bisa digunakan secara bersama-sama oleh warga masyarakat pedesaan. Hal ini
akan banyak berguna sekaligus menunjang kegiatan masyarakat desa dalam berbagai
aspek meliputi: pendidikan, pertanian, peternakan, pembangunan SDM, latihan
ketrampilan, puslitbang, dokumentasi, dan lain sebagainya.
Dengan menggunakan perangkat komputer yang berbasis
multi media, maka akan memberi pembelajaran/pengenalan masyarakat terhadap
penggunaan sarana IT, sehingga warga desa tidak gaptek alias tertinggal dalam
menyerap kemajuan IT. Juga akan memberikan kemudahan/keuntungan bagi masyarakat
dalam mengakses, update, upload, maupun mendownload/mengunduh berbagai
file/data dan informasi penting/berharga melalui jaringan internet guna
menunjang kepentingan hidup masyarakat. Mengingat jaringan internet sekarang
lebih mudah diakses melalui sarana modem seluler (handphone), speedy, atau
Wi-fi (dengan membangun tower share internet/hotspot) dengan tarif yang cukup
murah.
Warga bisa mengaplikasikan berbagai informasi dan
data-data berharga yang bisa diakses melalui website/situs/weblog di internet
guna menunjang kegiatan sehari-hari seperti edukasi (pendidikan), penyuluhan,
ketrampilan, pemberdayaan ekonomi, pemberdayaan perempuan, teknologi tepat
guna, dan lain sebagainya. Sebagai misal: warga petani yang menginginkan
informasi tentang benih, pupuk, atau teknik bercocok tanam yang baik dan segala
informasi yang menyangkut bidang pertanian, peternakan, perkebunan, atau
perikanan bisa langsung mengupdate atau mendownload file-file yang ada di
internet. Semuanya free/gratis. Karena file/data yang disediakan di situs-situs
kebanyakan tidak mengenakan biaya apa pun, kecuali pemesanan barang/paket
secara online.
Kaum ibu-ibu bisa mengaplikasikan berbagai teknik
ketrampilan seperti kerajinan tangan, masak memasak, home industri, artikel
keluarga, dan segala hal yang menyangkut dunia rumah tangga yang diunduh
langsung dari internet. Selain itu anak-anak dan pelajar bisa mengakses
buku-buku pelajaran (ebook), soal-soal latihan ujian, latihan ketrampilan, dan
bentuk paket edukasi lainnya yang disediakan secara cuma-cuma. Semua warga bisa
menyerap berita atau informasi dengan lebih mudah dan cepat. Pendeknya, semua
aspek dalam kehidupan bisa diakses melalui internet. Bahkan warga bisa sharing
dan berbagi informasi dengan warga di tempat lain di berbagai belahan dunia
melalui sarana chatting, email, yahoo messenger, facebook, twitter, skype, dan
fasilitas layanan online lainnya.
Membangun tower share internet (hotspot) yang mampu
mencakup wilayah satu desa dengan asumsi radius 5 kilometer, sehingga seluruh
warga desa khususnya per rumah yang memiliki PC bisa mengakses internet dengan
cepat, mudah, dan murah. Beberapa buah komputer/laptop, modem, dan wireless
(Wi-Fi) di masing-masing rumah.
Dalam proses alih teknologi diperlukan adanya
katalisator yang berperan sebagai perantara serta mendefinisikan dan memudahkan
pemahaman petani terhadap teknologi. Bahasa teknologi perlu disederhanakan
sedemikian rupa hingga bisa dimengerti dan langsung diaplikasikan oleh petani.
Kesimpulan: Penggunaan
internet tak selamanya hanya dinikmati oleh masyarakat perkotaan yang dalam
segi perkembangan teknologi bisa dikatakan lebih maju dibandingkan masyarakat
desa. Sekarang ini, pengguanaan internet pada masyarakat pedesaan sudah mulai
menggeliat. Dapat dilihat dari banyak tersedianya warung internet di desa-desa
yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk memeproleh fasilitas internet.
Namun penggunaan fasilitas internet di desa memiliki keterbatasan. Kendala yang
dihadapi adalah kurangnya infrastuktur telekomunikasi di berbagai daerah dan
desa di Indonesia
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hambatan komunikasi inovasi adalah ketiadaan salah
satu atau lebih faktor-faktor yang diperlukan untuk terjadinya komunikasi
inovasi yang efektif.Hambatan yang muncul dapat bersumber dari faktor internal
individu dan atau eksternal. Konsekuensi yang ditimbulkan oleh adanya hambatan
komunikasi, yaitu proses komunikasi inovasi tidak dapat berjalan efektif atau
bahkan menjadi macet total.
Hambatan komunikasi inovasi sangat
beragam jenis dan sumbernya. Tiap jenis hambatan membutuhkan cara tersendiri
untuk mengatasinya. Sebelum menyusun strategi mengatasi hambatan komunikasi
inovasi dengan tepat, terlebih dahulu harus memahami benar apa yang dimaksud
dengan hambatan komunikasi inovasi dan faktor-faktor penyebabnya.
.
DAFTAR PUSTAKA
Aida Vitalaya S. Hubeis. (1994). Komunikasi
Bisnis.Modul Pelatihan Pelatih Petugas Konsultasi Lapangan. Kerja Sama Antara
Departemen Koperasi dan PKK serta LPM-IPB.
Aida Vitalaya
S. Hubeis, dkk. (1994). Studi KAP tentang PSKPG IPB-LPM-IPB dengan Unicef
Aida Vitalaya
S. Hubeis. (1994). Teknik-teknik komunikasi.Modul pelatihan pelatih petugas
konsultasi lapangan. Kerja sama LPM-IPB dengan departemen koperasi dan PKK.
Audre
fisher, B. (1986).Teori-teori Komunikasi.Penyunting Jalaluddin Rahmat.Bandung :
Remaja Karya
Anwar Arifin.(1984).
Strategi Komunikasi.Bandung : Armico
Astrid Susanto.(1988).
Komunikasi dalam Teori dan Praktek.Bandung : Binacipta
Berlo, D.K.
(1961). The Process of Communication. New York : Holt, Rinehart, and Watson.
Dahama, O.P,
and Bhatnagar.(1980). Education and Communication For Development. New Delhi :
Oxford & Publishing Co.
Herbert F.
Lionberger and Paul H. Gwin. (1982). Communication Strategies : A Guide For
Agricultural Change Agent. The Interstate Printers And Publisher.
Onong Uchjana
Effendi. (1990). Ilmu Komunikasi : Teori Dan Praktik.Bandung : Rosdakarya.
Pawit M.
Yusuf.(1990). Komunikasi Pendidikan Dan Komunikasi Instruksional.Bandung :
Remadja Rosdakarya.
Rogers, Everett
M. (1973).Mass Media And Interpersonal Communication Dalam Handbook Of
Communication.Chicago : Rand Mc Nally College Publishing Company.
Rogers, Everett
M. (1976) Communication And Development. Critical Prespektives. Beverly Hills.,
California : Sagepublication
Rogers, Everett
M. (1983). Diffusion Of Innovation. New York : Free Press
Rogers, E.Mand
F.F Shoemaker. (1971). Communication Of Innovation. New York : Free Press
Wilbur Schramm.
(1954). How Communication Work. The Process And Effects Of Mass Communication. Urbana
: University Of Illinois.
Komentar
Posting Komentar